Happy monday!! Yak, selamat malam para pembaca budiman! ^^ alhamdulilah hari ini "Notes From Jogja" sudah berumur 5 bulan. . .semoga bisa terus berkembang menjadi lebih baik-yah, amiin!! oh iya, Pertama-tama saya ingin mengucapkan, "Selamat Idul Fitri- Happy Ied-Al Fitr" for everyone! (telat biarin, yang penting sempet :D hehe). Untuk selanjutnya, saya ingin minta maaf kepada para pembaca atas keterlambatan posting yang sempat vakum sebentar (Heh? 3 bulan dibilang sebentar? apa kata dunia?).
Sebenarnya nih, alasannya. . . S.I.B.U.K. . . .tugas sekolah menggunung, PR mengantri, belum lagi ujian mengancam dari berbagai sudut #wuaduh +
Oh iya, bagi para pembaca yang merindukan keadaan saya, insyaallah foto di bawah bisa mengobati ^^ #pedeeee abis!
"Nampang di mobil orang, bismillah bisa punya mobilnya, amiiin ^^--> remaja penuh mimpi :D"
Oke, pada kesempatan kali ini rencananya saya akan mengupas tuntas sampai ke akar-akarnya tentang rasa syukur. Berhubung, pas pembagian hasil ujian mid kemaren, baaaanyyyaaak teman saya yang kurang bersyukur, ngeluh karena nilainya jelek --". Pas kutanya," Eh nilaimu brapa?", dia jawab." jelek e rik, cuma 86...". langsung saja, W.H.A.T THE H***? 86 dibilang jelek? Allahuakbar!sungguh sebuah perilaku yang mencerminkan rasa kurang bersyukur. Sekarang, pernahkah kalian mengalami hal seperti itu?
Ini sesuai dengan salah satu ayat Allah SWT, Allah berfirman:
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." (QS Al-Ma'arij:19)
Yak, pembahasan kali ini insyaallah dibagi menjadi 2 part. Part 1 membahas "Makna Syukur- Nikmat tubuh". Untuk part 2, membahas "Nikmat keluarga- Nikmat Harta". Oke, langsung saja..eeeng ing eeeengg. . .
A. Bersyukur, gampang-gampang susah
Mensyukuri nikmat atau bersyukur dapat berarti menerima segala sesuatu yang telah diturunkan oleh-Nya, baik nikmat dari dalam (inner gift), atau nikmat luar (outer gift). Jika kita ingin mendapatkan kebahagiaan yang sejati, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mensyukuri nikmat Allah SWT. Ada banyak perintah Allah SWT yang menganjurkan kepada kita untuk mensyukuri nikmat-Nya:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Allah SWT juga memberi penghargaan yang banyak kepada hamba-Nya yang selalu bersyukur. Diantaranya kepada Luqman Al-Hakim, yang sebagaimana Ia pandai bersyukur sampai-sampai namanya pun diabadikan ke dalam salah satu surat Al-Qur'an.
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Dari kutipan ayat dalam surat Ibrahim:7 dijelaskan bahwa, jika kita rajin bersyukur maka Allah SWT akan menambah nikmat-Nya. Sebaliknya, jika kita tidak rajin bersyukur (kufur), Dia memperingatkan akan azab-nya yang sangat pedih. Sedangkan, dalam kutipan surat Luqman, Allah menjelaskan bahwa barang siapa yang bersyukur kepada Allah, sama saja ia bersyukur akan dirinya sendiri.
Dalam salah satu hadis dijelaskan:
"Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas)". (HR. Al Hakim)
mau bersyukur dan Allah SWT tidak akan bertambah kaya apabila hamba-Nya rajin menyembah kepada-Nya. Allah-lah satu-satunya zat yang Maha Sempurna dan pantas disembah.
Memang, dari sekian banyak nikmat yang telah diturunkan Allah SWT kepada kita, hanya segelintir nikmat yang dapat kita syukuri. Namun, alangkah baiknya apabila kita (setidaknya) bisa mensyukuri nikmat Allah. Berikut beberapa nikmat-Nya yang wajib dan kudu kita syukuri, check it out!
B. Nikmat Hidayah
Nikmat hidayah yang berupa iman dan islam adalah nikmat yang paling agung dan harus senantiasa kita syukuri. Betapa tidak? tidak semua orang diberi hidayah oleh Allah SWT. Di dalam Al-Qur'an Allah SWT telah menerangkan keadaan putra Nabi Nuh AS yang mati kafir dan tenggelam di air bah. Allah SWT menerangkan Azar, ayah Nabi Ibrahim As yang tetap di dalam kekafirannya. Bahkan Allah SWT mengutuk Abu Lahab yang tidak lain paman Rasulullah sendiri. Nau'dzubillah....
Hidayah memang tidak diberikan kepada setiap orang, kawan. Oleh karena itu, kita harus memohon kepada-Nya agar diberi hidayah. Dengan hidayah, kita bisa mendapatkan cahaya iman serta islam. Dengan hidayah, kita dapat membedakan yang benar dan yang salah (batil). Dengan hidayah, kita bisa menentukan hal-hal yang dapat membawa kita dalam kebahagiaan, bukannya kesengsaraan.
Namun, sudahkah kita mensyukuri nikmat hidayah yang telah diberikan Allah SWT kepada kita? Apakah kita senantiasa mengikuti hidayah Allah SWT ataukah kita hanya mengikuti hawa nafsu kita? BELUM. Allah SWT berfirman:
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (QS- Al Insan:3)
Lalu, bagaimana kita mengintrospeksi diri sendiri, untuk mengetahui apakah kita sudah bersyukur atau belum? Memang tidak mudah untuk mengatakan secara pasti. Akan tetapi, setidaknya kita bisa merasakan manakala ada dua pilihan: kebaikan dan keburukan. Oke, marilah kita merenung sebentar. . .
Adakalanya kita merasa berat untuk melaksanakan salat tahajud di 1/3 malamnya, karena mengantuk-bangun-pun wegah-wegahan. Namun, kita tidak pernah berat untuk menonton acara sepakbola di tv meskipun jam tayangnya sama-sama di pertengahan malam...Adakalanya kita merasa berat untuk melaksanakan salat tepat waktunya, sedangkan untuk menghadiri undangan pertemuan tak pernah sedikitpun terlambat...Adakalanya kita berat untuk menghadiri panggilan Allah melalui azan untuk salat berjamaah, sedangkan untuk menghadiri acara pernikahan tetangga, kita selalu siap meluncur ke tempat, tak tanggung-tanggung wewangian selalu disemprotkan ke seluruh tubuh...Aneh bukan??
Padahal, jika kita ingin mengetahui, pahala dari salat berjamaah amatlah banyak. Belum lagi manfaat yang dapat diambil dari salat berjamaah itu sendiri.
Di dalam hadis, Rasulullah bersabda:
"Salat berjamaah itu lebih utama bagian dari salat sendiri." (Shahih Muslim No.1034)
Dalam hadis lain juga disebutkan:
Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam salat. Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah". (Shahih Muslim No.1040)
]
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa bersyukur akan hidayah-Nya. Marilah kita selalu berjalan berpedoman pada hidayah Allah SWT dan hadis-hadis Rasulullah SAW. Kawan...begitu banyak ilmu yang kita ketahui namun tidak kita laksanakan. Ingatlah, kita tidak dapat pintar hanya dengan menimbun ilmu yang kita miliki.
Analogi sebuah pedang. Jika kita rajin mengasahnya, tentulah pedang tersebut menjadi tajam. Apabila digunakan untuk berperang pasti dapat mencederai lawan lebih parah dariapada sebuah pedang tumpul. Tentu, tangan pasti kita gunakan untuk menggerakkan pedang tersebut. Sangat tidak mungkin pedang dapat bergerak sendiri.
Begitu juga dengan ilmu!
Apabila setiap harinya kita belajar. . . hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, tentunya kita menjadi semakin pintar. Namun, tak ada gunanya ilmu tersebut jika kita tidak mau membaginya ke orang lain. Pasti ilmu yang kita timbun itu lama-lama menjadi berkarat, dan akhirnya rusak. Masih belum yakin akan hal ini?
Analogi sebuah pedang. Jika kita rajin mengasahnya, tentulah pedang tersebut menjadi tajam. Apabila digunakan untuk berperang pasti dapat mencederai lawan lebih parah dariapada sebuah pedang tumpul. Tentu, tangan pasti kita gunakan untuk menggerakkan pedang tersebut. Sangat tidak mungkin pedang dapat bergerak sendiri.
Begitu juga dengan ilmu!
Apabila setiap harinya kita belajar. . . hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, tentunya kita menjadi semakin pintar. Namun, tak ada gunanya ilmu tersebut jika kita tidak mau membaginya ke orang lain. Pasti ilmu yang kita timbun itu lama-lama menjadi berkarat, dan akhirnya rusak. Masih belum yakin akan hal ini?
Kawan....dalam sebuah penelitian dikatakan: Informasi yang kita simpan akan diingat oleh otak; 10% apabila membacanya, 20% apabila melihatnya, 30% apabila mendengarnya, 50% apabila menggabungkan 3 hal (membaca + melihat + mendengar), 70% apabila menggabungkan 3 hal dengan menulis, dan 100% apabila kita mengajarkannya ke orang lain (Wow!)
So, marilah kita selalu berusaha untuk mensyukuri nikmat atas hidayah yang telah Allah berikan pada kita ^^
So, marilah kita selalu berusaha untuk mensyukuri nikmat atas hidayah yang telah Allah berikan pada kita ^^
Oke, mungkin cukup disini dulu pembahasan part 1 tentang rasa syukur. Insyaallah akan dilanjutkan di part 2. Pokoknya, akan saya kupas tuntas habis...semoga bermanfaat! Amin ^^
Sumber-sumber:
- Al-qur'an + artinya, Kumpulan Hadis-hadis pilihan, Riyadhus Shalihin, Buku "Nikmatnya Syukur", Mbah Google, Hadist Web 3.0.
2 comments:
like this #padahal belon baca. Anyway, kamu follow blogku ea bari. .
@deedee: Ahaha, sama-sama dyah ^^, kalau yg untuk follow sudah kucoba, tp kok ngk bisa yo?
Post a Comment