Bersyukurlah, Wahai Saudaraku (Part 2)

on Friday, February 3, 2012


          Shabaaaaaahal khaiiiir! alhamdulilah yah, setelah 4 bulan lamanya…akhirnya saya bisa bertemu kembali dengan kalian. I am so happy! . Nah, sebelum saya mulai, kembali lagi saya (harus) minta maaf kepada kalian dikarenakan kemoloran waktu terbit. Yah, sebenarnya saya cuma agak S I B U K :D. Lumayan banyak hal yang kudu saya urusi dari bulan Desember kemaren. Mulai dari tugas sekolah, tugas diskusi kelompok, ulangan harian, plus belum lagi tugas rumah dari umi saya (curhat XD). But…anyway, saya sangat senang + bahagia bisa (kembali) menyampaikan sebagian hati saya disini ^^

        Yak! Sesuai janji saya pada bulan lalu, kali ini kita akan membahas tentang nikmatnya rasa syukur (part 2). Nah, bagi yang belum membaca “Nikmatnya Rasa syukur (part 1)”, bisa klik di sini.

            Allright guys! Heeeeere weeee go!

A.         Nikmat Kesehatan

Sebagian nikmat yang sering kita lupakan adalah nikmat bahwa kita merasakan sehat dan bisa merasakan sakit. Nikmat kesehatan ini baru bisa kita rasakan jika kita sudah merasakan sakit. Jadi, tanpa danya rasa sakit, tentu kita tidak akan bisa merasakan nikmatnya hidup sehat.

Guys..marilah kita merenungkan sejenak akan arti pentingnya nikmat kesehatan ini. Sebagai contoh sederhana saja arti pentingnya kesehatan gigi. Gigi hanyalah salah satu organ tubuh manusia di antara banyaknya organ tubuh lain yang tidak kalah jauh pentingnya di tubuh kita. Jumlah gigi tidak sedikit, untuk anak-anak ±20 buah, sedangkan untuk ukuran dewasa ±32 buah. Nah, apabila di antara sekian banyak gigi itu ada satu gigi aja yang sakit, kita pasti sudah merasakan penderitaan yang hebat. Karena bagaimanapun juga kita tidak akan bisa makan dengan enak apabila gigi kita sakit. Makanan senikmat apapun, mau itu pizza, opor ayam, bakso, mie ayam, atau telo ungu-pun akan hilang kenikmatannya jika kita sakit gigi. Lalu apa arti harta yang melimpah ruah jika untuk makan saja gak nikmat?

Selain gigi, masih banyak sekali organ tubuh kita yang penting. Seperti; paru-paru, jantung, hidung, telinga, ginjal, mata, dan lain sebagainya. Begitu banyak nikmat yang sudah diberikan oleh-Nya, namun kita hanya bisa merasakan saat nikmat tersebut diambil oleh-Nya.

Guys..saya pernah menunggui simbah putri yang menderita penyakit stroke. Masya Allah, betapa mengerikannya penyakit tersebut. Betapa tidak? Dikala salah satu saraf otak bagian kiri pecah, maka bagian tubuh kanan akan lumpuh, dan sebaliknya. Kita bisa membayangkan betapa sulitnya beraktifitas apabila bagian tubuh kiri atau kanan dilumpuhkan oleh-Nya. Apakah kita dapat makan?.. Apakah kita dapat berjabat tangan?... Apakah kita dapat menulis? Apakah kita dapat berjalan dan lalu berjumpa teman sebaya kita?

Saat itu, simbah putri saya dirawat di RS Sarjidto. Setelah menjalani CT-Scan, dokter mendiagnosa bahwa di otak kanan beliau sudah terdapat 3 pembuluh darah yang pecah. Sebagian tubuh kirinya lumpuh. Alhasil, selama ±3 bulan, simbah saya terbaring kaku dan tidak bisa berbuat apa-apa di ranjang RS. Jika beliau ingin berbicara-pun sulitnya bukan main. Hanya dapat mengatakan “Aaaaa..”. . .        

Namun…sungguh anugerah indah dari Yang Maha Memiliki, saat ini beliau sudah dapat berjalan, walaupun tidak se-energik dulu sebelum beliau menderita stroke. Tidak hanya itu, beliau juga sudah dapat berbicara, meskipun terkadang membuat kami bingung ^^. One word for Allah….Alhamdulillah

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

(QS Ibrahim;7) 

Dua contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari
arti kesehatan 2 organ tubuh manusia. Masih banyak organ tubuh lain yang kesehatannya mutlak diperlukan.

Nah...jika kesehatan adalah suatu nikmat, lalu apakah rasa sakit juga merupakan nikmat?.. So jelas guys! Kesehatan dan rasa sakit keduanya merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan kita bisa merasakan sakit, berarti kita bisa merasakan nikmatnya sehat. Kita bisa mengerti betapa lemahnya diri kita. Kita bisa banyak mengingat mati, sehingga kita dapat berbuat amal kebaikan yang lebih banyak. Tidak hanya itu, sakit juga mengontrol tubuh kita agar tidak melakukan hal-hal yang neko-neko, menjurus kepada maksiat.

Oke, dengan cerita di atas, hendaknya kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah SWT yang berupa kesehatan dan rasa sakit guys! Keduanya merupakan anak kembar yang tak dapat terpisahkan ^^. Dengan alasan apa lagi kita akan mengingkari nikmat Allah Swt? Bukankah kesehatan adalah modal utama hidup? Orang yang sehat namun belum memiliki harta, bisa memperolehnya dengan bekerja. Namun, orang yang bekerja tapi sehari-harinya selalu sakit, hartanya akan berkurang sedikit-demi sedikit.

….Dapatkah kita membayangkan jikalau tubuh kita sehat namun gila? Kekar bak Ade Rai/Muhammad Ali namun sobonya di RSJ? -___-“

B.         Nikmat Tubuh

Sebagian dari nikmat yang harus kita syukuri adalah nikmat tubuh. Allah Swt telah menciptakan kita dengan tubuh yang lengkap tidak kurang satu apapun juga. Seandainya Allah Swt tidak memberikan kelengkapan pada tubuh kita, maka kita tidak akan mendapatkannya dari yang lain.Meskipun ada gigi palsu, tangan palsu, kaki palsu,  dan anggota badan lain hasil rekayasa manusia, tetap nilainya tidak bisa digantikan dengan yang asli.

Selain anggota badan kita yang lengkap, kita juga merupakan makhluk yang penciptaannya paling sempurna disbanding makhluk lain.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

(QS At-Tiin; 4)

Bagaimanapun juga manusia lebih indah dan lebih baik disbanding makhluk lain. Namun, sayangnya banyak orang merasa dirinya jelek dan rendah dibandingkan dengan orang lain. Sehingga mereka mengubah beberapa bagian hasil ciptaan-Nya. Konon, Michael Jackson untuk operasi plastik menghabiskan uang begitu banyak (+ $ 6 juta.. / Rp 55.152.000.000 -> hiung sendiri nol-nya --“), padahal Ia adalah orang yang dikaruniai tubuh yang begitu baik. Tidak hanya itu, Michael Jackson juga diberi oleh-Nya suara yang sungguh menawan. Namun, karena tidak mensyukuri nikmat yang diberikan, ia mencoba mengubah dirinya, dan…apa yang ia peroleh? Begitu banyak resiko yang harus Ia tanggung karena perbuatannya sendiri.

Nikmat tubuh ini mengalahkan nikmat kekayaan. Apalah artinya pemandangan yang indah, emas berlian, perhiasan yang aneka ragam dan lain sebagainya bagi orang yang buta? Apalah artinya suara yang merdu, puji-pujian yang bisa melenakkan orang yang mendengarnya bagi orang yang tuli? Apalah artinya sepatu yang indah-indah bagi orang yang kakinya bunting?. Guys…tanpa tubuh sempurna, nikmat yang demikian banyak takkan terasa.

Konon ada orang yang demikian miskin sehingga sepatu (alas kaki) pun Ia tidak punya. Ia selalu meratapi dan menangisi kemiskinannya itu. Sampai akhirnya ia melihat orang yang kakinya bunting. Akhirnya Ia sadar bahwa betapapun menderitanya dia, namun masih ada orang yang lain yang jauh lebih menderita daripada dirinya. Ia hanya berkata,”Dulu aku menangis karena aku tidak mempunyai sepatu sampai aku melihat orang yang tidak memiliki kaki…”

Meskipun demikian besar arti nikmat tubuh ini, namun orang sering lupa untuk mensyukurinya. Penderitaan senantiasa terngiang di dalam benaknya sementara kenikmatan tidak pernah hadir di pikirannya. Hanya karena tidak bisa memiliki televisi yang bagus, orang bersedih padahal Ia memiliki mata. Hanya karena tidak bisa membeli kalung/anting yang lebih bagus dari tetannga sebelah, orang merasa bersedih padahal Ia masih memiliki leher / telinga. Masih patutkah kita untuk tidak bersyukur? 

Bersyukurlah bahwa kita tidak memiliki segala sesuatu yang kita inginkan,
karena jika sudah memiliki semuanya, apalagi yang kita inginkan?
.
Bersyukurlah jika kita tidak mengetahui banyak hal,
karena itu kesempatan untuk terus belajar dan menggali ilmu dan kebesaran-Nya..
.
Bersyukurlah untuk segala keterbatasan yang kita miliki,
karena itu memberikan peluang untuk terus mengembangkan diri..
.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan yang kita hadapi,
karena itu memperkuat mental serta membangun karakter seorang juara sejati..
.
Dan bersyukurlah.. karena itulah kunci kebahagiaan sesungguhnya…

Guys, mungkin inilah akhir tulisan saya untuk edisi Nikmatnya Bersyukur (part 2) kali ini. Saya mohon maaf apabila masih banyak kesalahan karena kemampuan saya yang masih cetek. Well…Thanks for reading guys! ^^

(Buku “Nikmatnya bersyukur” dengan perubahan)

0 comments:

Post a Comment